Selasa, 15 Oktober 2019

Review Beberapa Film tentang "Gangguan Jiwa"

Assalamualaikum wr wb,
Halo teman, di postingan saya yang ini, saya ingin berbagi tentang beberapa film tentang "Gangguan Jiwa". Sebenarnya ada juga yang bukan fokus ke gangguannya sih ya, tapi karena pemeran utamanya mempunyai itu. Jadi, saya generalisasikan saja *hehe

Nah sebelum itu, saya ingin cerita sedikit. Entah sejak kapan saya tertarik dengan beberapa hal yang berhubungan dengan jiwa maupun mental. Dan hal ini pula yang menarik saya untuk menonton film rekomendasi dari salah satu akun psikologi online. Jika melihat dari kejadian disekitar juga, Terkadang banyak orang salah persepsi tentang orang-orang yang 'berbeda' ini. Sehingga perlu adanya pengetahuan ataupun pencerdasan tentang bagaimana memperlakukan orang yang 'berbeda'.

Sepertinya secara tidak sengaja saya menyebut mereka 'berbeda'. Teman-teman pahamkan maksud dari 'berbeda' disini apa?. Eits berbeda tidak selalu negative ya. Jadi jangan langsung menyimpulkan seperti itu.

Film menurut saya selain hiburan dapat memberi banyak pelajaran. Tergantung bagaimana penonton mengartikannya. Begitu pula saya, walaupun sebenarnya setiap kali saya menonton di bioskop selalu ada perasaan yang tidak tenang datang entah dari mana. Saya berusaha untuk tetap focus menonton dan berbagai statement terucap dalam hati. Saya termasuk orang yang tidak bisa diam ketika menonton, secara tidak sengaja saya juga berbicara sendiri hehe.

Nah, dibalik niat kita mencari pelajaran dari film apapun itu, alangkah lebih baik teman-teman bertanya ke orang yang terpercaya untuk meminta review film tersebut terlebih dahulu ya. hal ini bisa dilakukan untuk menghemat biaya. Jika ternyata film yang diinginkan mendapat review biasa saja atau malah buruk. Tentu lebih baik anda memilih untuk menonton film lain atau melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat lainnya bukan ?

Mari melihat dari yang paling update. Sedikitnya 3 film telah saya tonton. Sebenarnya ada film lainnya yang menceritakan tentang orang-orang seperti ini, tapi yang saya ingat saat ini hanya 3. Maka dari itu, jangan bosan untuk membacanya yaa hehe.

Dan semua yang saya tulis ini dari pendapat saya ya, mohon dikoreksi jika ada yang salah. Atau ingin memberi masukan. Saya akan sangat menghargai itu.

Nah saya ingin mulai dari film terbaru yaitu JOKER (2019)
Hasil gambar untuk poster joker
Sinopsis tentang JOKER ini saya yakin teman-teman dapat dengan mudah mendapatkannya di media sosial. Ataupun teman-teman dapat menontonnya sendiri.   Jadi saya tidak akan menceritakan alurnya disini. Saya hanya akan beropini mengenai yang saya pikirkan selama menonton film tersebut. Opini ini dibuat atas dasar lurus-lurus saja. Saya berkata begitu karena muncul berbagai teori tentang film ini seperti delusi yang dialami joker terdapat bebrapa kontroversi tentang mana saja yang delusi dan mana saja yang nyata.

Secara umum, selama menonton saya hampir selalu membandingkan kondisinya dengan Nabi Muhammad SAW dahulu. Mungkin efek dari beberapa komentar ataupun postingan yang sempat saya baca sebelum menonton film ini. Memang terdapat perbedaan, dimana Nabi Muhammad dijaga dan dirawat oleh Allah SWT atau dipersiapkan untuk menjadi Rasul. Kisah ini pula pastinya teman-teman sudah mengetahui, jika ada yang belum tahu silahkan dengan membaca-baca lebih banyak lagi buku tentang Nabi Muhammad SAW. Maka dari itu tidak dapat disamakan.
Namun dalam hal ini, mereka sama-sama manusia. Tidak perlu terlalu jauh membandingkannya dengan Rasul. Kita ambil saja contoh tokoh-tokoh lainnya baik dalam dunia nyata maupun dunia perfilman. Tidak sedikit yang menceritakan orang baik yang tertindas namun berakhir bahagia karena usaha dan kesabaran mereka.

Memang, secara tidak langsung, sebagai penonton saya sangat merasa kasihan dengan jalan hidup pemeran utama (JOKER). Berkali-kali muncul pertanyaan kenapa, kenapa, dan kenapa. Kenapa ada anak-anak seiseng itu, kenapa ada orang tua yang sejudes itu dan kenapa orang-orang disana banyak yang tidak peduli ?
Ya, mungkin saja memang seperti ini dunia yang sekarang. Kelihatannya baik-baik saja. Padahal tidak sedang baik-baik saja. Dimulai dari hal dan lingkup kecil tentunya yaitu diri sendiri. Setiap orang mempunyai alasan atas apa yang mereka lakukan. Namun, tidak semua alasan dapat dijadikan pembenaran melakukan apapun.
Terdapat juga pada sesi dia mengobrol dengan seseorang dari layanan sosial atau sesi mengobrol dengan psikeaternya. Dalam kehidupan nyata tentuya untuk menjadi psikeater mendapat bekal bagaimana mengatasi pasiennya.
Saya pernah menonton salah satu drama korea tentang kepribadian ganda yang dialami seseorang. Dia juga mempunyai psikeater. Memang, awalnya dia menghindar hingga menipu dokternya. Namun, karena dokter mempunyai pengetahuan yang baik dan cara yang baik seiring proses penyakit tersebut dapat disembuhkan.
Tapi, kita juga harus menyadari bahwa tidak semua hal sama, kondisi orang juga berbeda-beda. 

Menurut saya, alur ceritanya sedikit tidak masuk akal, karena terdapat beberapa adegan seserti kericuhan di kereta dan kota yang terbakar. Seperti yang telah saya sebut tadi, siapa yang tahu bahwa dunia sekarang atau besok memang seperti itu. Dari sini hal utama menurut saya yang patut dipelajari dan diterapkan ialah bagaimana kita bersikap kepada orang lain. Bagaimana kita berusaha saling menguatkan dalam menjalani hidup. Saling peduli dan tidak langsung men'judge' seseorang dari penampilan ataupun hal lainnya. Jujur, karena saya lumayan sering menonton thriller/film action terlihat jelas bahwa joker ini memang 'berbeda' dan saya hampir selalu parno karena hal apapun bisa saja dia lakukan. Namun, setelah saya pikirkan kembali, dia yang awalnya baik tentu tidak akan langsung menyerang. Yang akhirnya membuat dia tertindas dan berubah menjadi kejam.
Oke, dari sana saya berpikir. Dia masih baik, masih dapat berpikir dan membedakan orang yang baik dan jahat kepadanya. Tapi, ada saja beberapa adegan yang membuat saya bingung. Mungkin karena 'penyakit'nya tadi. Orang-orang seperti ini memang sangat sulit ditebak bukan.

Sayang sekali, menurut saya seharusnya dia sebagai orang yang menderita suatu penyakit dapat menolerir perlakuan dari ibunya yang juga memiliki 'gangguan jiwa'. Dia seperti sama saja dengan orang lain yang tidak mempercayai kelainan syarafnya. Tentu itu terserah penulis karekternya kok hehe, lagi pula orang sehat saja sulit ditebak. Tidak semua orang sejalan dengan pemikiran kita.

Hal lainnya ialah tentang komedi, bercanda dan lain-lain. Terlintas dibenak saya perkataan salah satu ustadz yang terkenal. Bahwa manusia mencari kebahagiaan dengan mengeluarkan banyak uang, pergi berlibur, bersenang-senang, termasuk menonton komedi yang dapat membuat tertawa yang memberi rasa sennag *tapi sementara dan tidak natural. Padahal setelah itu apa yang dirasakan ? Apakah permasalahan selesai?.Hal ini menjadi reminder juga terutama untukku yang suka menonton video lucu kucing. Memang ketika melihat kelucuan tingkah mereka membuat tertawa atau bahagia. Namun, setelah video habis dan tidak menemukan video menarik lainnya. Kesenangan itu dengan cepat menghilang.
Pernah dengar kalimat bahwa "orang yang banyak tertawa sebenarnya lebih banyak sedih ?". Seperti itu mungkin ya.

Kebahagiaan itu persoalan hati, bukan pikiran. Hati yang senang ketika terhibur dengan lelucon apalagi yang merendahkan orang lain. Berarti mereka sakit. Bukan kebahagiaan murni yang didapat. Dalam film ini, membuat saya sedikit sadar tentang membuat orang senang, tersenyum atau bahagia itu termasuk dalam tujuan menjadi bermanfaat untuk orang lain. Namun, cara yang dilakukanlah yang mungkin perlu diperhatikan. Bukan berarti salah menghibur dengan bercanda. Rasululllah pun senang bercanda kan. Tapi masih banyak cara lainnya untuk menjadi bermanfaat atau membuat orang lain bahagia. Peran ibu benar-benar sangat penting untuk membimbing Arthur. 

Obat terbaik dari hati ialah dzikir tentunya tidak dapat digantikan dengan hal lainnya. Sedikit disayangkan film ini menceritakan tentang pengidap "gangguan jiwa" yang menyedihkan. Terlebih akhir dari film ini justru seperti tidak menghasilkan apapun. Seolah itulah hidupnya yang sebenarnya. Berbeda dengan film-film lainnya yang pernah saya tonton.

Sempat memang menyalahkan orang disekitarnya mengapa seperti itu sehingga mendorong JOKER menemukan jatidiri yang sebut saja tidak baik. Namun, tentu kita yang sudah dewasa ini dapat membedakan mana hal baik dan burukkan. Tentunya kita diberikan masalah bersamaan dengan solusi. Hal ini lah yang harus benar-benar kita pahami dalam diri. 
Sesulit apapun itu, seperti ujian akan ada akhirnya dan menentukan hasil.

...

Selanjutnya ke film tentang penyakit dimana efeknya ialah berhalusinasi yang diderita oleh orang yang jenius. Cerita ini memang terjadi di dunia nyata dengan nama asli yang sesuai. 


Hasil gambar untuk a beautiful mind
A Beautiful Mind
Cerita tidak akan persis bagusnya dibanding menonton sendiri. Jadi, saya sarankan lebih baik teman-teman menonoton juga ehhe. Akhir film ini sangat bagus dimana beliau dapat mengkontrol halusinasinya tentang teman, keponakan dan bosnya. Halusinasi itu tetap ada bahkan hingga dia menua. Tapi karena dapat mengabaikan halusinasi tersebut, dia dapat bersosialisasi layaknya manusia normal.
Awalnya saya dibuat bingung dan ikut menebak yang dia alami nyata atau tidak. Sempat terkejut ketika ternyata yang dikira musuh adalah psikeaternya dengan kata lain terdapat halusinasi. Ssaya sempat bercanda pada diri sendiri. Andaikan itu memang msuh, film ini akan menjadi film action wkwk. Saya cukup menikmati jika memang seperti itu karena saya sendiri memang menyukai film action.
Diceritakan pula mengenai kekambuhan penyakitnya akibat dia menyetop obat-obatnya. Hal tersebut dia lakukan supaya dapat lebih konsentrasi menyelesaikan pekerjaannya (pekerjaannya: dosen). Btw, dia ini memang cerdas dan sedikit aneh sih. pas masih muda dia memperhatikan pergerakan pemain, pergerakan merpati dll untuk dibuatkan persamaannya atau ingin dipecahkan menggunakan metode yang sudah ada. 'seiseng' itulah mereka.

Sempat pula terbayang bagaimana perasaan diri ketika berada pada posisi tersebut. Namun, selalu ada solusi dari setiap masalah. *right ? hal itu seudah dibuktikan oleh beliau.
Terdapat peran orang lain disana yang tentunya bukan datang dengan tidak sengaja. tapi karena dia sendiri yang memang mempunyai sifat baik atau unik yang disukai orang lain.

Dan beliau ini jika dilihat dari filmnya, beliau memang cinta dengan ilmu, memimpikan gelar Pendidikan yang tinggi dan ingin bermanfaat dengan ilmunya. Walaupaun perjalanan mencapai impiannya sempat terganggu karena penyakitnya. Justru penyakit tersebut pula menjadi jembatan ataupun faktr tertentu yang mendorongnya untuk mendapat impian tersebut.
Perhatikanlah, hal yang mungkin tidak kita sukai dan buruk ternyata merupakan tangga yang diberikan untuk mendekat pada mimpi. 

Mungkin kita punya teman yang terlampau jenius namun penyendiri dan bersikap aneh. Tentunya dengan teman yang seperti itu kita harus tetap peduli. Peduli disini dapat disesuaikan dengan karakter diri sendiri. Selama peduli itu tidak berlebihan memaksakan kepribadian anda dan bukannya tidak peduli sama sekali. Hal tersebut wajib dilakukan untuk membantu orang-orang disekitar kita.
Dari film ini, masih sama, saya melihat tujuan atau impiannya adalah menjadi bermanfaat untuk orang lain. Tak perlu diragukan dia menjadi dokter. Kepeduliannya sangat tinggi dan semangatnya yang ingin membuktikan bahwa dia juga bisa membantu orang normal layaknya orang normal.

Nah, sampai pada film ketiga yaitu Good Doctor. Film ini ialah drama korea yang pernah saya tonton di tv. Awalnya sempat tidak ingin lanjut menonton episode-episodenya karena kasihan dengan kisah anak yang memiliki penyakit. Namun, karena dari judul terlihat jelas bahwa dia akan menjadi dokter. Saya menjadi penasaran hehe

Hasil gambar untuk the good doctor korea
Pemeran Utamanya memiliki penyakit yang sama dengan Joker yaitu menunjkan ekspresi tidak sesuai dengan keinginan seperti tertawa ketika sedih. Hampir sama, sejak kecil dia selalu disiksa oleh teman-temannya karena ketika dipukul dia malah tersenyum atau bahkan tertawa. Bayangin aja scene nya itu pas dia masih anak-anak. tidak kalah menyedihkan seperti joker yang juga di bully ketika membawa papan. Anak ini sangat dikucilkan dan orang tua yang tidak bisa menerima keadaan dan malah bertindak jahat kepadanya, Tapi dia mempunyai kakak yang baik hati. Sayangnya ketika masa itu kakaknya meninggal dan dia sangat sedih karena kakaknya adalah satu-satunya malaikan penolongnya. Lalu, ada dokter yang menyukai karakter anak ini karena baik hati dan melihat bakatnya sehingga dia dirawat dan diajari untuk menjadi dokter. 
Ketika dewasa dia berhasil menjadi dokter anak. perjalanan lebih detailnya? nonton aja kuy supaya lebih mengena. pastinya dari sini kita tahu bahwa mental illness bukan hambatan, atau bukan suatu hal yang harus banget kalian jauhin. btw, film ini juga ada fersi baratnya. Tapi aku belum nonton sih. Ya pastinya ndak beda jauh ceritanaya. Karena kata teman saya yang nonton versi baratnya film ini bagus banget.
Kita bukan hanya akan belajar tentang perjuangan pemeran Utamanya, tapi juga mendapat banyak pelajaran dari musuhnya dan anak-anak di rumah sakit tersebut.


Nah demikian ya review saya yang sangat sedikit. Terlihat perbedaan riviewku pada film JOKER yang sangat banyak disbanding lainnya. Karena memang saya baru saja menonton, jadi cukupmembekas. Sedangkan yang lainnya sudah cukup lama. Harap dimaklumi ya.
Dari ketiga film tersebut pastinya menyampaikan nilai yang sama maupun berbeda. Intinya ya, kita harus dapat memfilter dengan baik pesan yang disampaikan. Bukan sekedar menonton dan menyelami karakter tapi tidak memberikan solusi untuk menjalankan kehidupan nyata.

Semoga info ini bemanfaat yaa .

Terima kasih karena sudah bersabar membaca. 


Sumber : 
poster Joker : https://images.app.goo.gl/CZYnU5qBhpzZHQsbA 
poster A Beautiful Mind : https://images.app.goo.gl/j52h4kgsS5x1A4p69
poster Good Doctor : https://images.app.goo.gl/AL3R2tuj3RzWFJES6