Sabtu, 16 November 2019

Harapanku untuk si "Kemenangan"

Assalamualaikum wr wb. 

Jika membaca judul tulisan ini, mungkin akan muncul pertanyaan apa itu "Kemenangan"?
Ya itu sebutan dalam Bahasa Indonesia saja. Supaya Judulnya lebih menarik. Maksud saya "Kemenangan" ialah Lembaga Dakwah Kampus Al-Fath Universitas Telkom yang saya pernah berada didalamnya selama 3 tahun (mungkin lebih). 

Sebelum menuju kepada harapan, saya ingin bercerita mengenai perjalanan saya melalui lika-liku jalan dakwah di kampus Telkom University tercinta. Ini akan sedikit Panjang, terkadang akan terdengar puitis, atau bercamput doa dan haru didalamnya. Memang kenyataannya seperti itu. Jadi mari persiapkan kesabaran pula untuk membaca dan mengambil yang baik-baiknya.

Saat itu ditahun 2015, sebagai mahasiswa baru disebuah universitas swasta yang jaraknya cukup jauh (Bali-Bandung). Saya memiliki banyak harapan, rencana dan ketakutan. Hal tersebut pastinya pernah juga dimiliki oleh teman-teman sesame perantau. Sebelum berangkat banyak sekali nasehat saya terima bukan hanya dari keluarga, bahkan teman orang tua juga. Salah satunya ialah berhati-hati dengan kota Bandung yang katanya terdapat pergerakan-pergerakan kurang baik tentang islam didalamnya. 
Tapi tentu saja hal itu tidak menjadi penghalang saya yang ingin belajar lebih dalam tentang ilmu agama. Bagaimana tidak ?. Tinggal di daerah dengan minoritas muslim ditambah ke'malasan' saya ini menjadi zona nyaman tersendiri untuk tidak menambah pengetahuan dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT. Bandung yang berada di pulau jawa dalam pandangan saya mempunyai potensi tinggi untuk mendapat lebih banyak pengetahuan tentang islam. 

Sudah bukan hal yang aneh jika mahasiswa Telkom sudah saling mengenal sebelum masa registrasi di Kampus. Kami mempunyai ruang di group online untuk berkenalan dan saling bertukar informasi. saya tidak ingat dengan baik, tapi sepertinya dari sana pula pertama kali saya mengenal Al-Fath yang saat itu menyediakan perlengkapan untuk mahasiswa baru di kampus seperti seragam dan sepatu. membuat saya berpikir, sepertinya menyenangkan pengetahuan agama terjaga, bisnis juga berjalan. 

Dilanjutkan dengan masa orientasi mahasiswa yang saat itu disebut OMB (Orientasi Mahasiswa Baru). Saya benar-benar bangga dengan kampus saya ini, karena dilaksanakan subuh berjamaah oleh mahasiswa barunya. Dan disanalah saya melihat kakak-kakak yang menyejukkan dan mengenakan jaket dengan logo Al-Fath. Jaketnya jenis parka, terlihat cantik namun tetap berkarakter petualang. Mereka tersenyum dengan ramah, mengingatkan untuk menjaga wudhu, semangat. Disana saya berpikir kembali, jika bergabung dengan mereka pasti amankan, karena dibawahi oleh kampus. Maka darisanalah muncul niat walau baru dari hati. 

ISLAH 1, entah informasi dari teman, poster atau media online saat itu saya mengenal kegiatan ini. Salah satu kegiatan Pelatihan Kepemimpinan yang saat itu saya kira cukup menarik. Terdapat agenda pertemuan rutin dan outbound di akhir. Mengingat saya yang sebelumnya menyukai kegiatan Pramuka maupun PMR. Tentunya, membuat saya tertarik apalagi ketika didalamnya ialah orang-orang yang paham agama. Pasti bukan hanya ketahanan dan karakter diri saja yang terlatih. Tapi dalam prosesnya akan sesuai dan sejalan dengan ajaran Islam. 
Selama mengikuti kegiatan tersebut saya merndapat sangat banyak pengetahuan baru dan seperti tersadarkan. Jika tentang kepemimpinan saat itu salah satu yang tidak pernah saya dapatkan sebelumnya adalah kepemimpinan berkaitan dengan ayat 

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَ ۖ 
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".. ..
(QS Al-Baqarah : 30)

"Hal ini benar-benar memotivasi saya untuk memahami kenapa sebagai manusia kita harus bersiap menjadi pemimpin dan tujuan diciptakan. Hal lain yang sampai saat ini masih membekas ialah penyampaian salah satu kakak yang sangat tegas. Saat itu, disampaikan setelah kami berjuang melewat berbagai permasalahan bersama kelompok. Dibuat berdiri berbaris rapih dan saya berada pada barisan paling depan saat itu. Jadi saya mendengar dan melihat dengan jelas ucapan beliau yang menguti perkataan dari Umar bin Khatab RA, yang kami ikuti sembari mengepalkan tangan:

"Jika ada 1000 orang yang membela kebenara, aku berada diantaranya. Jika ada 100 orang membela kebenaran, aku berada diantaranya. Jika ada 10 orang pembela kebenaran, aku tetap ada di barisan itu. Dan jika hanya ada satu orang yang tetap membela kebenaran, maka akulah orangnya"
Air mataku tumpah seketika saat itu, kulitku merinding, hatiku bergetar. Sungguh Allah menyaksikan perjanjian kami.

Al-Fath mengadakan 'Open Recruitment', saya mendaftar dan melakukan wawancara. Masih sangat melekat diingatan saya beberapa pertanyaan seperti "siap istiqomah dalam berhijab?" saya jawab dengan mantap. Namun ketika dihadapkan pada pemilihan divisi, "mau kalau dimasukkan ke dalam bidang kaderisasi ?"."tidak" dengan mantap pula. kemudian kakaknya bertanya "kenapa?"."Saya tidak siap mempertanggung jawabkan orang-orang yang bergerak dalam suatu organisasi. Dimana menurut tugas dari posisi tersebut adalah memastikan anggota dalam kondisi yang baik untuk melakukan kegiatan, tanggung jawab tersebut menurut saya terlalu besar dan tidak sesuai dengan saya yang masih harus memperbaiki diri sendiri sebelum memperhatikan orang lain. Saya lebih memilih berada di bidang akademik supaya dapat menunjang pula tugas utama saya sebagai mahasiswa di kampus" jawaban yang sungguh antara takut atau egois. Kenapa takut? karena sesungguhnya itu hanya ada dipikiran, belum pernah sama sekali saya mengetahui tugas sebenarnya bidang kaderisasi seperti apa. Dan egois karena saya berdakwah tapi saya memikirkan diri sendiri karena bidang akademik adalah yang menurut saya saat itu mempunyai kegiatan paling sedikit.  

Berjalan kepengurusan di tahun pertama, saya memang tipikal orang yang penurut dengan orang tua, yang lebih tua, lebih senior dll. Jadi secara umum tidak ada masalah signifikan karena selama diberi tugas saya melaksanakannya, hanya yang sulit berubah adalah pada bagian berbicara pada suatu forum yang masih sangat jarang saya lakukan. Sebagai pengurus fakultas saya juga menjadi panitia 2 dari 3 kepanitiaan besar di Al-Fath yaitu Ksatria PMB dan Share. Ya, saya memang telah berniat ingin belajar banyak dan memberi banyak manfaat. Sehingga saya telah bertekat harus memilih 2 dari 3. Akhirnya saya memilih menghindari kepanitiaan ISLAH 1 yang saat itu dibawahin oleh kaderisasi. (lagi-lagi saya menjauhi 'kaderisasi'). Sedikit spoiler 2 kepanitiaan ini saya ikuti pula pada tahun-tahun berikutnya pula.
Banyak sekali hal terutama pondasi keislaman maupun budaya yang terbangun dari keikutsertaan saya dalam Lembaga Dakwah ini. Yang tidak dapat saya tuangkan satu per satu. Semoga suatu saat nanti saya dapat menuliskannya dalam postingan lain.

Memasuki kepengurusan di tahun kedua, saya ditunjuk sebagai sekretaris bidang akademik yang bertambah tugasnya yaitu mengorganisir staff sekaligus menjadi wakil dari ketua bidang. Sejujurnya saya terharu, memang saya ini mudah tersentuh ya jadi menangis itu sudah menjadi hal yang tidak dapat saya tahan ketika suatu hal terjadi. Mungkin orang lain melihat, posisi ini tidak terlalu berat. Tapi, bagi saya yang mempunyai jiwa 'kekanak-kanakan', sedang dimanja, dimengerti dan diarahkan. Membuat masa ini benar-benar sulit. Dilain tempat selain Al-Fath saya mendapatkan 'kenyamanan-kenyamanan' yang saya biasa dapatkan. Dan hal tersebut membuat saya merasa tidak berhasil menyelesaikan amanah ditahun kedua ini. Menjelang kepengurusan saya berniat memberikan ikhtiar terakhir yang dapat saya dedikasikan untuk Al-Fath dengan berkontribusi dalam kepanitiaan Al-Fatih yang saat itu merupakan kegiatan rekruitasi pengurus melalui proses pembinaan dan evaluasi. Secara sederhana, dengan menjadi bagian dari divisi evaluasi pada kepanitiaan tersebut. Saya berharap mendapat bagian besar untuk menghasilkan calon pengurus yang lebih berkualitas (lebih dari saya sendiri tentunya) sebagai kado terakhir untuk Al-Fath.
Namun, qadarullah, teratur sedemikian rupa sangat lurus dan mudah sekali dilewati jalannya yang mengantarkan saya untuk tetap berlanjut di kepengurusan Al-Fath. Jalan yang disiapkan memang lulus, tapi lutut ini terasa begitu berat, semakin sering air menetes. Tapi saya menentang diri saya pula, siapa saya yang berani melanggar atau mengganti ketentuan-Nya? maka saya lanjutkanlah perjuangan di jalan ini. Sesuatu yang saya jadikan penguat saat itu ialah.

وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"
Dia mengetahui segala sesuatu"


Sebagai Sekertaris Departemen Kaderisasi, beban amanah yang bertambah berkali-kali lebih lipat ternyata. Hoity, 'Kaderisasi' semoga teman-teman dapat memahami bagaimana perjuangan saya sebelumnya untuk menjauhi bidang ini dan bahkan telah berniat untuk pergi. Namun ayat ini seperti suatu jawaban.

و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)


Dan Allah itu sungguh lebih mengetahui apa yang terbaik untuk ciptaan-Nya. Pada masa-masa awal kepengurusan, keluhan mengenai 'kurangnya' pemahaman, pengalaman tentang kaderisasi berulang-ulang bukan hanya terngiang tapi sering pula saya ucapkan di depan pengurus lain yang posisinya staff atau dibawah saya. Yang secara tidak saya sadari hal tersebut lebih baik untuk tidak diucapkan karena saya seharusnya mencontohkan yang lebih baik yaitu dengan menunjukan kesiapan saya untuk berjuang dan belajar tanpa mengeluh terlebih dahulu. 
Akibat dari masa-masa tahun ketiga ini, saya benar-benar terbuka tentang Al-Fath, saya benar-benar merasa masuk kedalamnya, merasakan berbagai rasa didalamnya. Permasalahan, Sumberdaya, Tujuan dan masih banyak lagi benar-benar saya pahami pada masa ini. Allah seperti tidak mengijinkan saya pergi sebelum mengenal dan tahu dengan baik JALAN DAKWAH yang ini, sebenarnya seperti apa.

Saya sangat malu dengan apa yang telah saya lakukan selama kepengurusan sebelum-sebelumnya, hal ini membuat saya termotivasi dan memiliki niat menjalankan dengan baik untuk melunasi atau mebayar kesalahan di masa lalu. Baru sadar, saya masih salah niat. Saya seperti masuk lebih dalam tapi tidak benar-benar masuk ke dasar. Tidak benar-benar ingin mewujudkan tujuan tertinggi. Melainkan hanya menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Hal tersebut terjadi begitu saja karena keterbatasan yang saya miliki. Waktu satu tahun benar-benar sangat singkat. Namun dengan kesingkatan itu, saya sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya. 
Yang hingga sekarang saya masih peduli dengan Jalan ini (Al-Fath). 

Masih saja saya ingin mengetahui perkembangan dan pejuangnya punya kabar apa. Tapi banyak sekali perbedaan kondisi yang membuat saya lebih terbatas dan seolah hanya dapat melihat dari balik kaca.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jika ditafakuri lebih dalam, setiap yang saya lalui adalah terjadi hanya karena Allah SWT. Dia mengatur kegiatan saya di tahun pertama berada di bidang tersebut sembari menikmati aktifitas beradaptasi dengan kampus, dakwah dan mengejar akademik, ditahun kedua layaknya ujian antara memilih dunia dengan zona nyamannya atau dakwah yang bisa disebut tidak 100% berhasil melaluinya. Sebut saja puncak dari 'pemahaman' tentang ini yang Allah berikan ialah di tahun ketiga. Lebih dalam mengenai Al-Fath bukanlah sekedar organisasi. 

Setelah saya lakukan perbandingan diri saya setiap tahunnya. Hal lain yang menyebabkan saya 'paham' di tahun ketiga ini ialah karena 'kesungguhan'. 

Manusia itu memang harus diberi hukuman, ujian terlebih dahulu agar bersungguh-sungguh. Disitulah ujiannya, tidak akan ada hasil baik tanpa ujian yang dilewati dengan baik pula. 

Dari perjalanan yang telah saya lewati tersebut, saya mempunyai harapan yang tinggi dan sederhana. Untuk harapan tinggi masih saya simpan dalam doa, sedangkan yang sederhana ialah :
" Saya berharap, seluruh pengurus Al-Fath tidak lupa bahwa mereka merupakan seorang Da'i yang mengemban kewajiban untuk berdakwah, sekecil apapun, semudah apapun, selama itu berdakwah. Tetap harus Dilakukan "

Banyak sekali pastinya ayat, hadits, ataupun quotes yang meningkatkan semangat dalam berdakwah, yang salah satunya ialah "Islam pasti akan menang, tinggal kita memilih menjadi penonton atau menjadi yang memenangkannya"

Itulah kurang-lebih carita saya mengenai si "Kemenangan" , semoga ada yang dapat diambil dari tulisan ini. Dan menjadi pengingat pula bagi saya untuk bersyukur kepada Allah yang telah menyiapkan jalan ini. 

Aamiin YRA

Wassalamualaikum wr wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar